Rabu, 11 Februari 2009

Pengangguran di Indonesia Dipandang dari Sisi Ekonomi

Diskusi yang diketengahkan kali ini, dipicu oleh dua buah pandangan. Disatu sisi beranggapan, bahwa sebaiknya kita membuka lapangan pekerjaan setelah sekembalinya ke Indonesia, dengan maksud untuk mengurangi pengangguran. Dilain pihakberpandangan, kalausanya kita nantinya hanya akan menjadi businessman (enterpreneur), untuk apa kita jauh-jauh datang ke India? Diskusi hangat disebuah kafe ini, diangkat penulis kedalam diskusi bulanan kemarin dengan mengangkat tema "Pengangguran di Indonesia dipandang dari Sisi Makrooekonomi".

Pengangguran di Indonesia yang semakin lama semakin menggurita, menimbulkan pertanyaan besar,¨Apa gerangan kesalahan yang terjadi didalam sistem perekonomian bangsa Indonesia?¨. Meskipun kita tidak dapat memungkiri, bahwa pengangguran tidak akan hilang 100 % dalam suatu negara. Paling tidak, usaha untuk mencari solusi pemecahan masalah angka kemiskinan dan pengangguran amat sangat dibutuhkan.

Menginjak pada tujuan utama kebijakan makroekonomi
yang disampaikan oleh pemakalah, bahwa tujuan utama
kebijakan makroekonomi, dibagi menjadi 3 tujuan;
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Kestabilan Perekonomian
3. Tingkat Pengangguran yang Rendah

Tujuan ketiga merupakan suatu bukti bahwa rendahnya
tingkat pengangguran merupakan salah satu fokus utama
kebijakan makroekonomi suatu negara.

A. Arti Definisi dan Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana terjadi
kelebihan penawaran tenaga kerja dibanding dengan
permintaannya, sehingga seseorang / kelompok orang
tidak mendapatkan pekerjaan padahal mereka mau dan
mampu untuk bekerja. Tingkat pengangguran diukur
sebagai presentase orang yang menganggur terhadap
total angkatan kerja (Labour Force).

B. Jenis dan Macam Pengangguran

1. Pengangguran Siklis - Siklus Bisnis
Pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran kerja.

2. Pengangguran Demografis - Migrasi/Emigrasi
Pengangguran yang disebabkan berpindahnya penduduk
dari suatu tempat ke tempat lain dimana tempat yang
didatangi tidak mampu menampung lapangan pekerjaan
para pendatang.

3. Pengangguran Terselubung.
Pekerja yang Tidak Penuh Bekerja

4. Pengangguran Friksional - Perubahan
Pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan
adanya kendala waktu, infrmasi dan kondisi geografis
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.

5. Pengangguran Musiman - Perubahan Musim
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena
adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus menganggur. Contohnya;
petani duren yang menanti musim duren.

6. Pengangguran Struktural - Perubahan Struktur
Pengangguran struktural adalah keadaan dimana
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju pereknomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

7. Pengangguran Teknologis - Kemajuan Teknologi
Pengangguran yang disebabkan kemajuan teknologi dimana
tenaga kerja tidak dapat mengikuti perkembangan
teknologi.

8. Pengangguran Sukarela - Dipilih secara Sukarela
Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang
menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari
pekerjaan lain yang lebih baik.

9. Pengangguran Terpaksa - Tidak Diinginkan
Pengangguran hakiki disebabkan tidak mempunyai
pekerjaan tetap.

C. Penyebab Pengangguran

1. Pandangan Klasik (Classical Unemployment)
Penganguran disebabkan leh tingkat upah yang terlalu
tinggi, upah tidak sesuai dengan produtifitas tenaga
keja, sehingga perusahaan tidak dapat merekrut tenaga
kerja yang banyak karena tidak menguntungkan.

2. Pandangan Keynes (Keysnesian Unemployment)
Pengangguran yang disebabkan oleh kurangnya permintaan
efektif disisi permintaan perekonomian, sehingga
banyak perusahaan bangkrut dan akhirnya memberhentikan
tenaga kerja (PHK).

D. Solusi Mengatasi Pengangguran

1. Pendangan Klasik
Menurunkan upah atau meningkatkan produktifitas tenaga
kerja dengan mengadakan training dan penambahan
kapital.
Masalah : Kecenderungan upah tidak akan pernah turun
dan tidak semua perusahaan bersedia untuk mengadakan
training and penambahan kapital dalam jangka panjang.

2. Pandangan Keyness
Meningkatkan sisi permintaan perekonomian dengan
kebijakan fiskal dan moneter ekspansif (seperti
penurunan tingkat pajak, kenaikan subsidi pemerintah,
tingkat bunga rendah, kenaikan jumlah uang beredar).
Masalah: Kebijakan fiskal dan moneter ekspansif yang
over akan menimbulkan inflasi.

E. Kesimpulan

1. Masalah pengangguran adalah masalah sosial yang
harus diselesaikan secara holistic (menyeluruh) dari
berbagai sudut pandang seperti pendidikan, psikologi
pendidikan, psikologi individu, sosial kemasyarakatan
dan hukum.

2. Kebijakan makroekonomi hanya ditujukan untuk
menciptakan suasana yang kondusif dalam rangka
mengurangi angka pengangguran, seperti terciptanya
sistem investasi yang sehat, tingkat bunga rendah,
kestabilan harga dan kurs valuta asing.

3. Kebijakan makroeknomi tidak cukup untuk mengatasi
masalah pengangguran di indonesia, diperlukan
langkah-langkah lainnya seperti reformasi bidang
pendidikan, pendekatan psikologis sosial
kemasyarakatan.

4. Peran pemerintah sangat penting dalam mengatasi
masalah pengangguran, diharapkan pemerintah ikut aktif
dalam melakukan langkah-langkah ditingkat mikro .

Tidak ada komentar: